EINSTEIN INSPIRASIKU
Oleh : Linda Putriyana
Namaku Eisi Wiraguna, Di Usiaku yang menginjak 17 tahun ini,
aku belum bisa membahagiakan kedua Orangtuaku dengan prestasiku. Aku memang
mempunyai kelainan pada otak kiriku, sehingga IQ’ku rendah. Aku iri pada Mereka
yang ber-IQ tinggi. Betapa bahagianya Aku kalau bisa membuat kedua Orangtuaku
tersenyum karena Prestasiku.
Albert Einstein adalah sosok yang sangat Aku Idolakan. Aku
ingin seperti Beliau. Namun, Aku rasa Aku tak sepintar itu. Di Kelas, Aku sering
di ejek sama teman-temanku gara-gara Aku yang suka membuat Rumus baru yang
salah. Aku sering dipanggil dengan sebutan ‘ILMUAN IDIOT’ sama teman-temanku.
Tapi, aku berusaha untuk tidak putus asa. Aku bercita-cita ingin membuat kedua
orangtuaku bangga padaku.
Aku percaya akan Firman Allah SWT yang mengatakan bahwa ‘
Allah tidak akan merubah nasib kaumnya, kecuali orang tersebut tidak
mengubahnya sendiri ‘. Itulah yang membuatku semangat dan tegar sampai saat
ini. Dengan kemampuanku yang dibawah rata-rata ini, Aku selalu berusaha untuk
mengubah jalan fikiranku menjadi lebih baik lagi. Karena, Allah akan memberikan
kemudahan untuk siapa saja yang berikhtiar dan berdo’a, kelak akan mendapatkan
hasilnya.
Hari demi hari, Aku lalui dengan bwlajar. Berharap sebutan
‘ILMUAN IDIOT’ itu hilang. Tapi, entah mengapa setiap hal yang Aku pelajari,
tidak lama kemudian Lupa lagi. Aku sering pesimis akan cita-citaku untuk
membahagiakan Kedua Orangtuaku.
Meskipun Kedua Orangtuaku Galak, Aku tetap menyayanginya dan
Aku selalu berusaha untuk bisa membahagiakannya. Mungkin kedua Orangtuaku Capek
punya Anak kayak Aku yang tidak tau di untung.
Kini Aku hampir sampai di penghujung jalan. Aku yang
sekarang menginjak kelas XII, Beberapa Bulan lagi, Akan menghadapi Ujian
Nasional. Aku duduk di kelas XII IPA sekarang. Aku memilih IPA, karena Aku
sangat tertarik dan menyukai Mata Pelajaran Fisika. Yah, itulah mengapa Aku
sangat mengidolakan Albert Einstein seorang Ilmuan Fisika yang sangat terkenal
di abad ke-20 dengan teori Relativitas dan Mekanika Kuantumnya. Di masa Tuanya
Dia sangat terkenal di seluruh Dunia hingga mengalahkan ketenaran Ilmuan-ilmuan
bersejarah sebelumnya. Kata Einstein sendiri artinya Jenius. Itulah mengapa
Einstein adalah Ilmuan Idolaku. seperti yang Anak-anak lain katakan kalau
Fisika itu Susah. Apalagi untuk orang sepertiku yang berotak bawahan. Tapi,
entah mengapa Aku suka Fisika. Karena, Banyak tantangan disana.
Ical. Dia sahabatku yang selalu menemaniku, menasehatiku,
mengajariku. Dia itu seperti Guru dalam keseharianku, Dia anak yang Pintar di
Sekolah. Dia tidak malu ataupun gengsi untuk berteman denganku. Dia
Satu-satunya orang yang peduli sama Aku.
“ hei cal, Jam Istirahat nanti, Kamu ada waktu nggak? Aku
pengen nanya soal Fisika sama Kamu. “
“ Istirahat ? kayaknya nggak ada eis. “
Seperti biasa, ketika Istirahat sekolah Aku meminta Ical
untuk sedikit membagi ilmunya padaku. Dan itu sudah menjadi kebiasaanku.
Aku nggak tau kenapa, sekarang Ical selalu cuek sama Aku.
Bahkan setiap Aku bertanya soal pelajaran, Dia malah bentak-bentak Aku. Dan
pada saat itulah Aku selalu menyendiri di Sekolah. Aku merasa dikucilkan di
Sekolah. Bahkan ada salah seorang Guru yang tidak mau mengajariku. Dia Guru
Matematikaku Namanya Pak Eman.
Zae temanku juga, Dia sering sekali mengejekku, menuduhku,
memarahiku, menjailiku, lebih-lebih memukulku. Sebenarnya, dalam hati Aku
menangis. Aku ingin sekali melakukan perlawanan terhadap apa yang Mereka
lakukan. Tapi Aku juga merasa Aku pantas diperlakukan seperti ini.
Rabu pagi, Aku bergegas untuk berangkat ke Sekolah dengan
tujuan untuk mencari ilmu baru dan memusnahkan kebodohan dalam diriku. Mata
pelajaran pertama hari ini kebetulan Matematika. Namun sayangnya, Pagi ini Aku
telat masuk Sekolah. Sehingga, aku dilarang masuk ke kelas sama Pak Eman Guru
matematikaku. Akupun terpaksa berdiri diluar saat jam pelajaran matematika
berlangsung. Ingin sekali rasanya duduk di dalam dan belajar Matematika bersama
teman-teman.
“ Eis, kenapa kamu diluar ? “ Sapa Guru B.indonesiaku
“ Eh Ibu, Aku telat masuk, Bu. “
“ hemm.. Makanya besok-besok jangan diulangi lagi ya seperti
ini “
“ iya Bu “
Aku intai dari balik jendela, di dalam sedang belajar
tentang Statistika. Aku ingin sekali mengerti dan paham BAB itu. Tapi bagaimana
caranya. Aku diluar tidak bisa mendengarkan suara Pak Eman yang sedang
menjelaskan di dalam. Aku hanya bisa mencatat tulisan dan Rumus-rumus yang Pak
Eman berikan dengan mengintai-intai jendela. Aku berusaha mempelajarinya tapi
apalah daya, Aku sama sekali tidak memahaminya. Aku bingung mau bertanya pada
siapa. Pak Eman membenciku karena Kebodohanku dan kecerobohanku. Ical juga
sekarang sudah tidak mau lagi mengajariku.
Berjam jam Aku berdiri diluar kelas, hingga akhirnya
pelajaran pertamapun selesai. Aku tersenyum saat itu, dan langsuk masuk ke
kelas. Aku sapa Teman-teman satu kelasku, namun tak ada satupun yang membalas
sapaanku. Aku sedih saat itu.
Setelah semua mata pelajaran hari ini selesai, Aku bergegas
pulang. Dan sesampainya di Rumah, Aku memohon pada Ibu untuk mencarikan Aku
Guru Private. Namun, permintaanku ditolak mentah-mentah sama Ibu.
“ Bu, Aku ingin sekali seperti Anak-anak lain yang ber’IQ
tinggi. Aku ingin ikut Les Private Bu.. ! “
“ Apa? Les Private ! buang-buang duit aja kamu Eis. Belajar
sama siapapun kamu akan tetap bodoh… !! “ Bentak Ibu
Tanpa sepatah kata, Akupun langsung menuju kamar dengan hati
yang hancur.
‘Ya Allah, kenapa Engkau ciptakan Aku yang tidak ada
Gunanya. Aku hidup di Dunia ini hanya merepotkan orang-orang sekelilingku saja.
Percuma Aku hidup kalau Kedua Orangtuaku saja tidak menginginkan kehadiranku.
Aku harus bagaimana Ya Allah…! Aku sudah cukup sabar menjalani semua cobaanmu
ini, Harus bagaimana lagi Aku !. berikan Aku semangat untuk menjalani semua ini
Ya Allah, Bantu Aku untuk Sabar mendengarkan cemoohan orang-orang sekelilingku.
Jangan Biarkan Aku Putus asa ya Allah..” Do’aku dalam hati.
Minggu depan, ada Ujian Nasional yang menunggu. Aku sungguh
belum siap menghadapi Ujian itu. Aku bingung apa yang harus Aku lakukan. Aku
belajar, namun bukanlah mengerti yang Aku dapatkan, malah Aku bingung sendiri.
Aku butuh Guru Private, tetapi Orangtuaku tidak mengizinkanku. Dengan siapa Aku
belajar ?
Aku tidak patah semangat untuk itu. Aku berusaha belajar dan
memahami setiap apa yang Aku pelajari. Hingga Ujian Nasional sudah didepan
mata. Besok adalah Hari dimana Aku menentukan masa depanku. Aku yang sebelumnya
mendaftarkan diri ke Universitas Gajah Mada, berharap bisa masuk Universitas
impianku itu.
Dengan penuh rasa Optimis, Aku mengerjakan satu persatu soal
yang telah pengawas sajikan. Setelah Aku melihat soal-soal itu, sungguh tak
menyangka. Optimisku langsung hilang entah kemana. Aku bingung mau Aku apakan
soal-soal itu. Aku sama sekali tidak mengerti soal-soal itu. Aku tidak berani
mencontek. Hingga Akhirnya, Aku mengerjakan semua soal-soal kimia itu dengan
asal pilih saja. Aku tidak tau bagaimana nanti hasilnya. Aku takut tidak lulus
untuk yang kedua kalinya. Aku malu.
Sesaat kemudian, entah apa yang telah memasuki tubuhku, Aku
seketika bisa mengerjakan soal-soal itu dengan mudah tanpa halangan. Hingga
akhirnya, aku keluar dari Ruang kelas lebih dulu. Teman-temankupun heran
denganku.
“ Eis, kayaknya Dia asal isi deh ! mana mungkin Orang
sebodoh dia, bisa mengerjakan soal Kimia secepat ini “ Gumam Zae
“ iya yah. Kasian juga Dia Zae ! “ balas Ical
Keesokan harinyapun saat Aku mengerjakan soal Matematika,
tanpa kusadari, ada sesuatu merasuki tubuhku. Aku bingung apa sesuatu itu ? apa
jangan-jangan itu Malaikat ? hemmm…
Besok adalah hari pengumuman kelulusan. Aku takut kejadian
Tahun lalu terulang lagi sekarang. Yaitu dimana Aku dinyatakan ‘TIDAK LULUS’.
Aku berdoa siang malam untuk kelulusanku. Dan ketika Aku bangun tengah malam
untuk melakukan Ibadah Sholat Tahajud, ada sinar terang didepan kamarku. Dengan
rasa penasaran, Akupun langsung keluar mendekati sinar itu. Dan setelah
kudekati, sinar itu langsung memudar hingga akhirnya hilang. Aku bingung dengan
kejadian aneh yang menimpaku akhir-akhir ini.
Akupun berusaha menghilangkan kebingungan itu, dengan segera
mengambil Air Wudhu untuk sholat menghadap sang Maha Kuasa. Aku sholat seperti
biasa dan sesudah sholat, tidak lupa Aku berdo’a kepada sang Pecipta,agar
diberi kemudahan untuk menyerap pelajaran dan bisa membanggakan kedua orangtuaku.
Itu doa yang selalu Aku lantunkan pada Allah.
Sekarang adalah hari pengumuman kelulusan. Wajahku memucat
ketika Guru wali Kelasku memasuki Ruang kelas untuk memberitahukan LULUS/TIDAK
LULUS.
Mulutku tidak henti-hentinya mengucap Sholawat, Takbir, dan
sejenisnya berharap Allah mengabulkan Do’aku untuk Lulus.
Seketika Denyut jantungku berhenti, darahku membeku, bibirku
bergetar saat Guru Wali kelasku mengumumkan bahwa Nilai tertinggi Ujian
Nasional Tahun ini diraih oleh ‘EISI WIRAGUNA’. Aku sungguh tidak menyangka
dengan semua ini. Serasa seperti mimpi indah yang tak terbangunkan oleh kicauan
burung.
Teman-teman sekelasku ikut ternganga ketika Aku dinobatkan
sebagai Peroleh Nilai Ujian Nasional tertinggi.
“ Eis, kamu dapet jawaban darimana ? jujur kamu ! “ bentak
Zae.
“ Jawaban apa ? “ balasku rendah
“ Ahhh,, ! jangan pura-pura bohong kamu ! “
“ Sumpah Zae, Aku tidak dapat jawaban apapun ! itu semua
hasil jerih payahku “
“alaah… ! ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau Kita
buktikan saja siapa yang benar ! besok, Aku tantang kamu untuk adu kecerdasan
sama Ical dan Shinta (pemenang olimpiade Fisika). Bagaimana ? sanggup tidak ? “
tantang Zae.
“ Oke ! Aku sanggup ! “
Akupun mempersiapkan semuanya untuk Tanding Besok. Aneh
sekali sekarang. Setiap Aku belajar, Alhamdulillah Aku mengerti dan Paham
dengan apa yang ku Pelajari. Mungkin itu hasil dari kerja kerasku.
Keesokan harinya, Aku bertanding melawan Ical dan Shinta
Siswa-Siswi paling Pintar di Sekolah. Dengan santai, Aku melawan Mereka. Dan
akhirnya dalam Adu kecerdasan itu Aku yang menang. Pada saat itu juga, sikap
teman-temanku yang dulu cuek, sekarang Ramah padaku. Dan Aku punya banyak Teaman
sekarang. Ternyata Bahagia sekali mempunyai banyak teman. Terimakasih Ya Allah
!
Dan yang membuatku lebih bahagia lagi adalah Kini Kedua
Orangtuaku Sangat perhatian terhadapku. Dan aku bisa masuk Universitas Gajah
Mada tanpa biaya sampai lulus. Akhirnya impianku selama ini tercapai. Satu lagi
yang belum tercapai saat ini, Aku ingin sperti Albert Einstein. Aku selalu
bersyukur dengan semua ini. Ini semua berkat Allah. Sujud Syukur selalu Aku
limpahkan kepada-Nya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar